Kali ini saya akan memposting sebuah cerpen karya saya sendiri.
Semoga bermanfaat..!!! :v
Don't duplicate this!!!
Gara-Gara
Sandal Jepit
Muamar Tafriji/9A-27/2017
Suatu hari, di sebuah kota yang cukup ramai, hiduplah dua
anak kecil yang bernama Ina dan Ani. Mereka berdua merupakan bocah kembar yang
tinggal di sebuah gubuk kecil buatan mereka sendiri di kolong jembatan. Terpisah
dengan orangtuanya, tidak membuat kedua bocah itu putus asa.
Dulu, mereka terpisah dengan orangtuanya karena sandal
Ina tertinggal di sebuah toko, lalu sang ayah pun mengambilnya. Ternyata, toko
tersebut kebakaran saat ayah mereka memasukinya. Mirip ceritanya dengan
perpisahan mereka dengan ibunya. Saat itu, Ina dan Ani sudah turun dari bus,
tetapi lagi-lagi sandal Ina yang tertinggal dan sang ibu pun mengambilnya.
Ternyata, saat ibu mereka masuk ke dalam bus untuk mengambil sandal Ina, dalam
bis tersebut terjadi perampokan dan ibu mereka menjadi salah satu korbannya. Ina merasa bertanggung jawab atas peristiwa
itu dan mulai membenci sandal jepit.
Kehidupan yang mereka jalani sangatlah sulit. Tanpa
orangtua, kakak beradik harus bertahan hidup. Karena Ina adalah yang tertua, ia
yang harus mencari nafkah untuk dibagi dengan adiknya. Walaupun begitu,
kehidupan mereka mulai berwarna karena adanya tetangga mereka, Mbah Sudir. Konon,
Mbah Sudir adalah mantan tentara Yaman
yang tersasar sampai ke kota ini. Anehnya, mereka sangat percaya kepada cerita
Mbah Sudir.
Hari demi hari pun berlalu. Mereka bertiga semakin mirip
bagai seorang kakek dengan cucu-cucunya. Ina yang bekerja sebagai pemulung
hanya untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan adiknya saja, kini bertambah untuk Mbah
Sudir yang sudah mereka anggap sebagai kakek kandung mereka sendiri. Suasana
harmonis selalu menyelimuti keluarga tersebut.
Suatu hari, Ina sedang bekerja. Tentu saja tanpa
menggunakan sandal jepit. Ina melihat seseorang yang berperilaku aneh. Ia terlihat
sedang mencari sesuatu dengan tergesa-gesa. Sebenarnya, Ina ingin membantu
orang itu, tetapi tidak cukup berani bertanya kepada orang itu.
Sejak hari itu, saat Ina sedang memulung, Ina selalu
melihat orang yang sama mencari sesuatu. Ina pun mencoba mengacuhkannya, tetapi
ia juga ingin tahu sebenarnya apa yang sedang dicari oleh orang itu. Sepulang
bekerja, Ina pun bercerita kepada Kakek.
“Kakek, bukankah kita harus menolong orang yang sedang
kesulitan?” tanya Ina.
“Mengapa kamu menanyakan hal itu, Nak. Tentu saja iya.” jawab
Kakek.
“Tadi Ina bertemu seseorang. Ia terlihat sedang mencari
sesuatu.” ucap Lina.
“Mengapa kamu tidak menolongnya?” tanya Kakek.
“Sebenarnya, Ina ingin menolongnya, tetapi Ina takut
untuk menawarkan bantuan kepada orang itu, Kek.” jawab Ina dengan jujur.
“Mengapa harus takut? Orang itu akan senang bila kamu ikut
membantunya. Ingat ini, Nak. Seseorang akan baik kepadamu bila kamu baik
kepadanya.”jawab Kakek dengan nada menasehati.
“Lagi pula, orang itu tidak akan menggigitmu, kan?” canda
Kakek yang membuat Ina sotak tersenyum.
“Kakek memang benar. Baiklah, besok aku akan membantu
orang itu, Kek.” jawab Ina dengan sungguh-sungguh.
Keesokan harinya, Ina pun bekerja dan melihat orang yang
sama dengan yang kemarin masih melakukan hal yang sama yaitu mencari sesuatu.
Dengan perlahan, Ina mendekati orang itu.
“Bisakah saya bantu, Paman?” tanya Ina kepada orang itu.
“Siapa kamu!” tanya Paman itu sambil berteriak karena
kaget.
“Maafkan saya. Saya tidak bermaksud untuk mengagetkan
Paman”
“Ehh... Tidak apa apa.” jawab Paman itu dengan tersenyum.
“Sepertinya Paman sedang mencari sesuatu. Bisakah saya
membantu Paman?” tanya Ina dengan tulus.
“Sebenarnya Paman sedang mencari sandal jepit Paman yang
hilang. Kalau tidak salah terakhir saya meletakannya di sekitar sini.” jawab Paman
dengan jujur.
Hanya dengan mendengar kata “sandal jepit”, Ina langsung
teringat dengan peristiwa perpisahan dengan orangtuanya gara-gara sandal jepit.
“Padahal terlihat seperti orang berada, tetapi ternyata
hanya sedang mencari sandal jepit.” ucap Ina dalam hati.
“Bisakah saya membantu Paman?” tanya Ina dengan tulus.
“Tentu saja. Ternyata masih ada orang baik sepertimu”
jawab Paman dengan gembira.
Ina dan Paman itu pun bersama-sama mencari sandal jepit
itu. Tak terasa hari sudah sore, tetapi Ina dan Paman itu masih belum bisa
menemukan sandal jepit milik Paman itu. Ina pun pulang kembali ke gubuk.
Keesokan harinya, Ina kembali bekerja lalu membantu paman
itu mencari sandal jepitnya.
“Hai, Paman” sapa Ina kepada Paman.
“Hai juga. Paman lupa untuk bertanya kepadamu. Siapa
namamu, Nak?” tanya Paman.
“Nama saya Ina, Paman. Oh iya, bolehkah saya bertanya
kepada Paman?” tanya Ina.
“Tentu saja boleh.” jawab Paman.
“Sebenarnya untuk apa Paman mencari sandal jepit milik
Paman? Padahal Paman kan bisa membeli yang baru?” tanya Ina.
“Itu karena... Paman memiliki banyak kenangan dengan
sandal jepit milik Paman. Salah satunya adalah kematian Ayah Paman.” sambil
menahan tangis.
“Maafkan saya Paman. Saya tidak bermaksud untuk...” ucap
Ina yang langsung dipotong oleh Paman.
“Ahh... Tidak apa-apa.” seru Paman.
Setelah mencari selama kurang lebih satu jam, akhirnya Ina
pun berhasil menemukan sandal jepit itu. Paman itu sangatlah senang. Ina pun
menangis bahagia karena akhirnya Paman itu bisa menemukan sandal jepit itu.
Paman langsung mengucapkan sejuta terimakasih kepada Ina. Bahkan, Ina sampai
diajak untuk tinggal di rumah Paman itu. Ina pun meminta agar Ani dan Kakek dapat
tinggal di rumah Paman juga dan Paman pun menyetujuinya.
Ina pun pulang dengan perasaan gembira karena dapat
membantu seseorang dan berhasil. Sesampainya di gubuk, terdengar suara tangis
Ani. Ina pun segera menghampirinya. Ternyata Kakek sudah terbaring dengan tangan
bersedakep. Ina pun merasa sangat sedih. Ina pun meminta Paman untuk memakamkan
Kakek. Setelah itu, Ina bercerita kepada Ani tentang pindah ke rumah Paman. Ani
pun merasa gembira sekaligus tertawa bahagia karena semua kesenangan itu hanya
gara-gara sandal jepit.
Beberapa kemudian, mereka menjadi keluarga yang sangat
harmonis. Ina, yang dulunya benci kepada sandal jepit menjadi sangat suka
dengan sandal jepit. Bahkan, saat Ina tumbuh dewasa nanti, Ina ingin menjadi
pemilik pabrik sandal jepit terkemuka dan akan selalu menggunakan sandal jepit
miliknya ketika di rumah maupun saat bekerja.
Semoga bermanfaat..!!! :v
Don't duplicate this!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar